Kopi luwak tersedia dalam dua jenis utama, yaitu kopi luwak robusta dan kopi luwak arabika, tergantung pada jenis tanaman kopi yang dimakan oleh luwak tersebut. Masing-masing jenis memiliki karakteristik rasa yang berbeda:
1. Kopi Luwak Arabika
Kopi luwak yang dihasilkan dari biji kopi arabika biasanya memiliki rasa yang lebih halus, kompleks, dan tingkat keasaman yang lebih tinggi serta aroma yang kaya. Arabika cenderung memiliki cita rasa yang lebih kaya dan beragam, yang sering kali menonjolkan nuansa buah atau bunga. Kopi luwak arabika umumnya tumbuh di dataran tinggi dan dipanen di daerah seperti Sumatra, Jawa Barat dan Bali.
2. Kopi Luwak Robusta
Kopi luwak robusta memiliki rasa yang lebih kuat, sedikit pahit, dan umumnya memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan arabika. Kopi ini cenderung memiliki aroma yang lebih earthy dan nutty dengan profil rasa yang lebih berat dan pahit, yang diminati oleh sebagian penikmat kopi. Robusta lebih sering ditemukan di dataran rendah, sehingga banyak dihasilkan di daerah seperti Lampung dan sebagian wilayah Sumatra lainnya.
Jenis kopi yang dihasilkan luwak sangat dipengaruhi oleh tanaman kopi yang tumbuh di lingkungan sekitar mereka. Sering kali, kopi luwak arabika lebih diminati karena profil rasa yang dianggap lebih kompleks dan mewah, tetapi robusta juga memiliki penggemarnya, terutama bagi mereka yang menyukai kopi dengan kekuatan rasa yang lebih penuh.
Kategori Lain Kopi Luwak
Selain Kopi Luwak Arabika dan Robusta, jenis kopi luwak juga dapat dibedakan berdasarkan habitat luwak (liar atau ternak), dan wilayah asalnya. Berikut adalah beberapa jenis kopi luwak yang umum dikenal:
Berdasarkan Habitat Luwak
1. Kopi Luwak Liar
Dihasilkan dari luwak liar yang memilih buah kopi matang dari pohon di hutan. Kopi luwak liar umumnya lebih disukai karena luwak memilih sendiri buah kopi yang berkualitas dan matang, sehingga menghasilkan cita rasa yang lebih kompleks.
2. Kopi Luwak Ternak
Dihasilkan dari luwak yang dipelihara di kandang dan diberi makan buah kopi secara langsung. Walaupun lebih mudah diperoleh, kopi dari luwak ternak biasanya dianggap memiliki rasa yang kurang kompleks dibandingkan kopi dari luwak liar.
Berdasarkan Wilayah Asal Luwak
1. Kopi Luwak Sumatra
Kopi luwak yang dihasilkan di Sumatra, khususnya di daerah seperti Gayo, Mandailing, dan Lampung. Sumatra dikenal sebagai penghasil kopi luwak dengan karakter rasa yang khas dan lebih earthy.
2. Kopi Luwak Jawa
Kopi luwak dari Jawa umumnya memiliki rasa yang halus dengan tingkat keasaman yang lebih rendah dibandingkan kopi dari Sumatra, dan banyak dicari oleh para penikmat kopi.
3. Kopi Luwak Bali
Memiliki profil rasa yang unik, sedikit fruity dan floral, kopi luwak dari Bali juga dikenal dengan rasa yang lembut dan lebih manis.
Berdasarkan Proses Fermentasinya
1. Fermentasi Alami dalam Tubuh Luwak
Saat luwak memakan buah kopi, biji kopi mengalami fermentasi alami selama beberapa jam hingga satu hari di dalam saluran pencernaan luwak. Enzim pencernaan luwak memecah beberapa komponen dalam biji kopi, yang diyakini mengurangi tingkat keasaman dan menciptakan rasa yang lebih halus dan khas.
2. Proses Fermentasi Tambahan (Eksternal)
Setelah biji kopi dikeluarkan melalui kotoran luwak, beberapa produsen kopi luwak menerapkan fermentasi tambahan sebelum biji diproses lebih lanjut. Proses ini bisa dilakukan dengan cara merendam biji kopi dalam air pada suhu tertentu atau dalam tangki tertutup untuk waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi perkembangan rasa biji kopi lebih lanjut dan menambahkan lapisan kompleksitas pada cita rasa akhir.
Dengan fermentasi tambahan, biji kopi luwak dapat memperoleh aroma yang lebih kaya dan cita rasa yang lebih berlapis, tergantung pada metode yang digunakan. Meski demikian, proses fermentasi tambahan ini masih jarang dilakukan dan lebih sering diterapkan pada kopi luwak kualitas tinggi atau kopi specialty untuk menonjolkan nilai rasa unik.
3. Metode Aging atau Penuaan
Selain fermentasi, beberapa produsen juga memilih melakukan aging atau penuaan biji kopi selama beberapa bulan hingga tahun. Metode ini diyakini dapat memperdalam karakter rasa kopi luwak, membuatnya lebih smooth, dan mengurangi keasaman.
Kopi luwak dari kategori-kategori di atas masing-masing memiliki karakteristik rasa yang khas, yang dapat bervariasi tergantung pada jenis kopi, habitat, dan asal geografis biji kopinya.